Chapnews – Nasional – Jawa Timur dilanda bencana besar sepanjang tahun 2024. Data yang disampaikan Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, dalam Rakor Pengendalian Bencana bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (17/12), mengungkapkan fakta mengejutkan. Setidaknya 370 bencana telah melanda provinsi tersebut sejak awal tahun, mengakibatkan kerugian yang sangat signifikan.
Related Post
Adhy Karyono merinci, angin kencang menjadi jenis bencana paling dominan dengan 119 kejadian. Disusul banjir (93 kejadian), kebakaran hutan (91 kejadian), kebakaran lahan (43 kejadian), angin puting beliung (10 kejadian), tanah longsor (8 kejadian), dan enam jenis bencana lainnya. Tragedi ini telah menelan 25 korban jiwa dan melukai sedikitnya 64 orang. Lebih dari itu, dampaknya terasa hingga ke 46.505 kepala keluarga (KK) dengan kerusakan mencapai 10.683 unit rumah.
"Hampir semua jenis bencana terjadi sepanjang tahun ini," tegas Adhy Karyono. Situasi semakin mencemaskan mengingat 62 kejadian bencana, termasuk banjir dan angin puting beliung, melanda 26 kota/kabupaten di Jawa Timur hanya dalam kurun waktu 1 November hingga 17 Desember 2024.
Menyikapi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang potensi hujan lebat dalam 2-3 hari ke depan, Adhy Karyono mendesak kepala daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat upaya mitigasi serta penanggulangan bencana, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir. Ia juga menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk bergerak cepat mengevakuasi korban dan mendistribusikan bantuan kebutuhan pokok, khususnya di wilayah terdampak seperti Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Mojokerto, Jombang, dan Sidoarjo.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, turut memberikan pernyataan. BNPB berencana melakukan operasi modifikasi cuaca di Jawa Timur untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem. "Kami akan lakukan operasi modifikasi cuaca siang dan malam. Mudah-mudahan curah hujan ekstrem bisa dikurangi," harap Suharyanto. Pernyataan ini menjadi secercah harapan di tengah bencana yang terus melanda Jawa Timur.
Tinggalkan komentar