Chapnews – Nasional – Jakarta, chapnews.id – Kejutan mengguncang dunia pendidikan Indonesia. Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi menetapkan Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Program Digitalisasi Pendidikan. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan Kejagung, Anang Supriatna, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (4/9).
"Dari hasil pendalaman dan alat bukti yang ada, pada sore ini kami telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM (Nadiem Anwar Makarim)," tegas Anang. Penetapan ini menyusul pemeriksaan ketiga Nadiem di Kejagung. Ia datang didampingi kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea, mengenakan kemeja hijau dan membawa tas jinjing hitam. Sebelumnya, Nadiem telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi pada 23 Juni dan 15 Juli lalu.
Kejagung mendalami dugaan keuntungan yang diperoleh Nadiem dalam kasus pengadaan laptop dalam program tersebut. Proses pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,3 triliun untuk 1,2 juta unit sekolah, khususnya di daerah 3T, juga menjadi sorotan. Penggunaan Chromebook, yang dinilai memiliki kelemahan dan kurang efektif di daerah dengan akses internet terbatas, menjadi salah satu poin penting dalam investigasi.
Empat tersangka lain telah lebih dulu ditetapkan, ketiga di antaranya merupakan anak buah Nadiem saat menjabat Mendikbudristek. Mereka adalah Mulyatsyah (Direktur SMP Kemendikbudristek 2020-2021), Sri Wahyuningsih (Direktur SD Kemendikbudristek 2020-2021), Jurist Tan (mantan stafsus Mendikbudristek), dan Ibrahim Arief (mantan konsultan teknologi Kemendikbudristek). Kerugian negara ditaksir mencapai Rp1,98 triliun, terdiri dari kerugian akibat Item Software (CDM) sebesar Rp480 miliar dan mark up harga laptop sebesar Rp1,5 triliun. Kasus ini terus bergulir dan menjadi perhatian publik.
