Chapnews – Ekonomi – Kemacetan parah di Jalan TB Simatupang beberapa waktu lalu menjadi perbincangan hangat. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurai kebuntuan, mulai dari rekayasa lalu lintas hingga penghentian sementara layanan Transjakarta di Stasiun MRT Fatmawati pada jam sibuk. Berikut empat fakta menarik di balik kemacetan tersebut yang berhasil dirangkum chapnews.id:
- Rekayasa Lalu Lintas: Uji Coba di Tol JORR
PT Hutama Karya (Persero), pengelola jalan tol ruas JORR Seksi S, mendukung uji coba rekayasa lalu lintas di Jalan TB Simatupang yang digagas Pemprov DKI Jakarta. Uji coba yang berlangsung pada 15-19 September 2025, pukul 17.00-20.00 WIB, memberlakukan jalur alternatif bagi pengguna tol. Di Gerbang Tol (GT) Fatmawati 2 menuju Exit Tol Pondok Indah, hanya satu lajur transaksi dan bahu luar yang digunakan untuk kendaraan Golongan 1. Kendaraan Golongan 2 hingga 5 dialihkan melalui GT Ciputat 2.
- Menghentikan Transjakarta di Jam Sibuk
Sebagai bagian dari upaya mengatasi kemacetan, layanan Transjakarta di Stasiun MRT Fatmawati sempat dihentikan sementara pada jam-jam sibuk. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan kendaraan di sekitar stasiun dan Jalan TB Simatupang. Keputusan ini diambil setelah evaluasi atas dampak lalu lintas di area tersebut.
- Kementerian Perhubungan Kaji Pembatasan Kendaraan Luar Jakarta
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah berdiskusi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mencari solusi jangka panjang mengatasi kemacetan di TB Simatupang. Salah satu usulan Pemprov DKI adalah membatasi kendaraan dengan pelat nomor luar Jakarta yang masuk ke Ibu Kota. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Yani, menyatakan bahwa usulan ini sedang dikaji, mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur transportasi yang sudah ada untuk melayani mobilitas masyarakat dari luar Jakarta.
- Dampak Kemacetan dan Solusi Jangka Panjang
Kemacetan di TB Simatupang berdampak signifikan terhadap aktivitas warga, menimbulkan kerugian waktu dan ekonomi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kemenhub terus berupaya mencari solusi jangka panjang, tidak hanya dengan rekayasa lalu lintas sementara, tetapi juga dengan kebijakan yang lebih komprehensif untuk mengurai kemacetan di masa mendatang. Kajian lebih lanjut mengenai pembatasan kendaraan dan optimalisasi transportasi publik masih terus dilakukan.
