Chapnews – Nasional – Pengungkapan kasus produksi uang palsu di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengungkap modus operandi yang mengejutkan. Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, membeberkan bagaimana mesin cetak uang palsu berhasil masuk ke kampus tersebut.
Related Post
Awalnya, produksi uang palsu dilakukan di rumah ASS, seorang yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) di Makassar sejak 2010. ASS diduga sebagai donatur utama. Produksi yang dimulai sejak 2010 hingga 2012, menggunakan alat sederhana. Namun, kebutuhan untuk memproduksi uang palsu dalam jumlah besar mendorong para tersangka membeli mesin cetak yang lebih canggih seharga Rp600 juta dari Surabaya, dengan pesanan dari China.
Modus penyelundupan mesin tersebut sangat licik. Mesin tersebut diselundupkan ke ruang perpustakaan UIN Alauddin Makassar pada September 2024 oleh Andi Ibrahim (AI), Kepala Perpustakaan yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dipecat oleh pihak rektorat. AI memasukkan mesin tersebut secara diam-diam pada malam hari tanpa sepengetahuan pihak kampus.
Setelah mesin berada di kampus, produksi uang palsu skala besar pun dimulai pada awal September 2024. Saat ini, polisi telah menangkap 17 tersangka, termasuk dua oknum pegawai bank BUMN, dan masih memburu tiga DPO yang diduga sebagai pendana. Kasus ini masih terus dikembangkan oleh pihak kepolisian. Modus operandi yang licik dan keterlibatan oknum internal kampus menjadi sorotan utama dalam kasus ini.
Tinggalkan komentar