Chapnews – Ekonomi – Pembangunan pabrik sel baterai lithium raksasa di Karawang, Jawa Barat, terus bergulir. PT Industri Baterai Indonesia (IBC), perusahaan patungan dengan Brunp dan Lygend (CBL)—anak perusahaan CATL, penguasa pasar baterai global—menargetkan rampungnya pabrik ini pada kuartal III 2026. Peletakan batu pertama yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025 lalu menandai dimulainya pembangunan fasilitas produksi yang ambisius ini.
Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, Reynaldi Istanto, mengungkapkan pabrik ini tak hanya akan melayani pasar domestik. "Pabrik ini akan menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan Battery Energy Storage System (BESS) untuk Asia Tenggara, bahkan menjangkau Amerika dan India," tegas Rey dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025).
Tahap pertama pembangunan pabrik ini akan menghasilkan baterai dengan kapasitas 6,9 GWh. Kapasitas ini akan ditingkatkan hingga 15 GWh, cukup untuk memenuhi kebutuhan baterai 200.000 hingga 300.000 kendaraan listrik. "Kapasitas ini dirancang untuk terus tumbuh agar mampu bersaing di pasar global," tambah Rey.
IBC optimistis uji coba produksi dapat segera dilakukan setelah konstruksi selesai pada 2026. Operasional penuh pabrik diharapkan dimulai pada 2027, memberikan dampak ekonomi signifikan bagi Indonesia dan sekitarnya. Target ambisius ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik di kancah internasional.
