Ads - After Header

Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Tapi Tetap Tangguh!

Redaksi

Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Tapi Tetap Tangguh!

Chapnews – Ekonomi – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 memang melambat, hanya mencapai 4,8%. Namun, di balik angka tersebut, tersimpan sejumlah fakta menarik yang perlu dicermati. Meskipun lebih rendah dibandingkan capaian kuartal I-2024 (5,11%) dan kuartal IV-2024 (5,02%), pertumbuhan ini tetap lebih baik daripada beberapa negara tetangga, menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa penurunan belanja pemerintah (-1,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu) menjadi salah satu faktor utama perlambatan. Berbeda dengan kuartal I-2024 yang diramaikan oleh Pemilu, kuartal I-2025 relatif minim agenda besar nasional yang mendorong pengeluaran negara. Hal ini pun dikonfirmasi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan ketangguhan ekonomi Indonesia. Optimisme serupa juga diutarakan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Pahala N. Mansury, yang berharap program deregulasi dan debirokratisasi pemerintah dapat mendongkrak investasi dan ekspor.

Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Tapi Tetap Tangguh!
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Menteri BUMN, Erick Thohir, menilai angka 4,87% masih tergolong positif dan lebih baik dari prediksi banyak pihak, serta lebih baik dibandingkan beberapa negara lain di tengah gejolak ekonomi global. Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 4,7-5,5% (yoy), dengan mempertimbangkan dampak kebijakan tarif AS.

Dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp5.665,9 triliun (harga berlaku) dan Rp3.264,5 triliun (harga konstan), konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama (54,53%), tumbuh 4,89% didorong oleh momentum libur panjang, Ramadan, dan Idulfitri. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi 28,03% dengan pertumbuhan 2,12%, sementara ekspor menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi (6,78%), ditopang ekspor nonmigas dan pariwisata. Sayangnya, konsumsi pemerintah justru memberikan kontribusi negatif (-0,08%), menunjukkan lemahnya peran pengeluaran negara pada awal tahun ini. Kesimpulannya, meskipun melambat, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan daya tahan yang cukup baik.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer