Ads - After Header

Properti Merana? Daya Beli Belum Pulih di 2025!

Ahmad Dewatara

Properti Merana? Daya Beli Belum Pulih di 2025!

Chapnews – Ekonomi – Sektor properti masih menghadapi tantangan berat hingga kuartal III-2025 akibat daya beli masyarakat yang belum pulih. Analis dari Panin Sekuritas menilai bahwa kebijakan fiskal pemerintah dan moneter bank sentral menjadi kunci untuk mendorong penjualan properti di sisa tahun ini.

Riset Panin Sekuritas mengungkapkan adanya masalah struktural di pasar tenaga kerja dan kemampuan finansial konsumen dalam membeli rumah. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) menunjukkan tren perlambatan, dengan pertumbuhan hanya 0,9% secara tahunan pada kuartal II/2025, turun dari 1,76% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 Properti Merana? Daya Beli Belum Pulih di 2025!
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Aqil Triyadi, analis Panin Sekuritas, menjelaskan bahwa terbatasnya penciptaan lapangan kerja baru turut memperburuk situasi. Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat hanya sekitar 824 ribu lapangan kerja tercipta pada 2024, sementara angkatan kerja bertambah 3-4 juta orang per tahun. Kondisi ini meningkatkan persaingan kerja dan melemahkan kemampuan masyarakat untuk membeli rumah.

Perubahan struktur pekerjaan juga menjadi perhatian. Proporsi pekerja penuh waktu menurun menjadi 66,19% pada Februari 2025, sementara pekerja setengah menganggur meningkat menjadi 25,81%. Pergeseran ini berdampak signifikan pada permintaan hunian di segmen menengah dan bawah, yang merupakan tulang punggung pasar properti domestik.

Selain masalah ketenagakerjaan, tingginya rasio harga rumah terhadap pendapatan juga menjadi penghalang. Harga rata-rata rumah di Indonesia mencapai sekitar Rp17 juta per meter persegi, sementara pendapatan rata-rata masyarakat hanya sekitar Rp37 juta per tahun. Rasio harga rumah terhadap pendapatan mencapai 46%, menunjukkan keterjangkauan perumahan yang relatif rendah.

Data World Population Review menunjukkan bahwa rasio housing mortgage as percent to income di Indonesia mencapai 189% pada 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia (60%), India (119%), dan Singapura (131%). Hal ini semakin memperkuat indikasi bahwa keterjangkauan perumahan di Indonesia masih menjadi masalah serius.

Also Read

Bagikan:

Ahmad Dewatara

Ahmad Dewatara

kontributor di ChapNews yang berfokus pada liputan dan analisis Olahraga. Ia secara rutin menyajikan berita terkini, ulasan pertandingan, dan spekulasi transfer di dunia sepak bola global maupun nasional, memberikan pandangan yang tajam bagi para penggemar olahraga.

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer