Chapnews – Nasional – Pengakuan mengejutkan datang dari Eras alias RW, salah satu tersangka penculikan M Ilham Pradipta (MIP), kepala cabang bank di Jakarta Pusat. Kronologi penculikan ini diungkap kuasa hukum Eras, Adrianus Agal, kepada wartawan pada Jumat (12/9). Agal menjelaskan, keterlibatan Eras bermula dari tawaran pekerjaan yang datang dari seorang oknum berinisial F, anggota suatu instansi, pada 18 Agustus lalu.
Pertemuan pertama antara Eras dan F terjadi di sebuah kantin di Cijantung pada 19 Agustus pukul 09.00 WIB. Di sanalah F menjelaskan "pekerjaan" yang dimaksud: menjemput paksa Ilham. Keesokan harinya, di sebuah kafe di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, F kembali bertemu Eras dan menjelaskan detail rencana penculikan tersebut. F bahkan menyebutkan bahwa setelah berhasil menculik Ilham, Eras harus menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut "tangan kanan bos". F menjanjikan Ilham akan dikembalikan ke rumahnya oleh "tangan kanan bos" tersebut. Lebih mengejutkan lagi, F mengaku ada tim lain yang sedang mengawasi pergerakan Ilham.

Sekitar pukul 10.00 WIB, F menerima informasi dari tim pengintai tentang lokasi Ilham di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Informasi ini langsung diteruskan kepada Eras dan timnya. Mereka pun bergegas menuju lokasi dan tiba sekitar pukul 11.30 WIB. Selama kurang lebih empat jam, Eras menunggu di parkiran. Pada pukul 16.00 WIB, saat Ilham hendak masuk mobilnya, Eras dan kawan-kawan langsung melancarkan aksinya, menarik dan mendorong Ilham ke dalam mobil mereka.
Awalnya, Ilham direncanakan akan diserahkan di Fatmawati kepada F dan "tangan kanan bos". Namun, F kemudian mengubah lokasi penyerahan ke Tanjung Priok. Eras menolak dan meminta penyerahan dilakukan di Kemayoran. Akhirnya, sekitar pukul 18.40 WIB, Eras tiba di Kemayoran dan menyerahkan Ilham kepada F dan "tangan kanan bos" sekitar pukul 18.55 WIB. Ilham kemudian dibawa oleh "tangan kanan bos". Sebagai imbalan, F memberikan uang sebesar Rp45 juta kepada Eras di Cempaka Putih.
Ilham, yang merupakan kepala KCP sebuah bank di Jakarta Pusat, ditemukan tewas di area persawahan di Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada 21 Agustus. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan Ilham meninggal akibat kekerasan benda tumpul dan kekurangan oksigen. Kepolisian telah menangkap 15 tersangka dalam kasus ini, termasuk Dwi Hartono, seorang "crazy rich" Jambi yang memiliki usaha bimbel online. Kasus ini masih terus diselidiki oleh pihak berwajib.



