Chapnews – Nasional – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan fakta menarik mengenai kegiatan reses para anggota dewan. Menurutnya, tak jarang anggota DPR harus merogoh kocek pribadi alias "nombok" saat menjalankan tugas menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (dapil).
Dasco menjelaskan, saat reses, anggota DPR seringkali menerima permintaan dari masyarakat dapil untuk membantu pembangunan fasilitas umum. Selain itu, tim sukses yang membantu anggota DPR di daerah juga membutuhkan biaya operasional.

"Termasuk juga anggota DPR ini kan punya tim sukses nih, yang enggak digaji tapi dalam kegiatan-kegiatan penyelenggaraan, mereka yang koordinir di daerah dan harus juga dikasih uang saku," ujar Dasco, seperti dikutip chapnews.id.
Kondisi ini, lanjut Dasco, membuat anggota DPR kadang harus mengeluarkan dana pribadi. Ia mencontohkan, kegiatan-kegiatan seperti ini sulit untuk dibakukan dalam aplikasi pelaporan reses.
DPR sendiri telah mengalokasikan dana reses sebesar Rp702 juta per anggota per Mei 2025, meningkat dari Rp400 juta pada periode sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya komponen kegiatan dan titik kunjungan anggota DPR di dapil.
Untuk meningkatkan transparansi, DPR tengah mengembangkan aplikasi khusus yang memungkinkan publik memantau laporan reses setiap anggota dewan. Aplikasi ini juga akan dipantau oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
"Saya lagi uberin, besok saya mau rapat lagi nih. Supaya nanti itu udah mulai bisa lah di-upload-upload gitu loh," kata Dasco.
Dengan aplikasi ini, masyarakat dapat melihat langsung laporan kegiatan reses anggota DPR, sekaligus menjadi alat kontrol bagi MKD.



