Chapnews – Ekonomi – Pengembangan infrastruktur energi terbarukan di Indonesia hingga 2025 membutuhkan dana fantastis. Angka yang dibutuhkan mencapai USD 14,2 miliar atau sekitar Rp22,78 triliun (dengan kurs Rp16.032 per USD). Besarnya kebutuhan dana ini membuat kerja sama antara pemerintah, PLN, dan para pengembang pembangkit listrik swasta (IPP) menjadi sangat krusial.
Related Post
IPP berperan sebagai mitra strategis dalam memastikan pasokan energi andal, merata, dan berkelanjutan. Kehadiran mereka tak hanya menjamin keberlangsungan energi, tetapi juga mendorong efisiensi. Teknologi modern yang diusung IPP berpotensi menekan biaya produksi listrik, berdampak positif pada tarif listrik konsumen dan stabilitas pasokan energi nasional.
Namun, investasi di sektor pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) memang mahal. Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menjelaskan keterbatasan fiskal negara menjadi kendala utama. "Ada keterbatasan pembiayaan pembangkit listrik EBT, dan fiscal space kita sudah sangat terbatas," ujarnya pada Jumat (20/12/2024). Oleh karena itu, peran IPP dalam menarik investasi, misalnya melalui green bond atau green financing, menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas fiskal negara.
Dengan keterlibatan IPP, pemerintah dapat mengalokasikan APBN untuk sektor lain. Selain itu, IPP juga membantu PLN menjangkau seluruh pelosok negeri, memastikan kebutuhan energi untuk pertumbuhan ekonomi terpenuhi. Kolaborasi pemerintah dan swasta pun menjadi kunci, dengan pemerintah fokus pada regulasi dan insentif, sementara swasta berinvestasi dalam teknologi dan inovasi.
Chatib Basri menambahkan, investasi swasta ini juga akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. "Pemerintah untuk mengejar target 8% itu butuh energi listrik besar, IPP bisa punya peran di sini," tegasnya. Intinya, pengembangan energi terbarukan di Indonesia membutuhkan sinergi kuat antara pemerintah dan sektor swasta untuk mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan.
Tinggalkan komentar