Chapnews – Nasional – Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait regenerasi di Keraton Yogyakarta memicu spekulasi mengenai suksesi takhta. Pengamat politik UGM, Bayu Dardias, menilai pernyataan tersebut mengindikasikan dukungan kuat Sultan kepada putri sulungnya, GKR Mangkubumi, sebagai penerus.
Dardias mengungkapkan bahwa Sultan HB X sejak lama konsisten mendorong GKR Mangkubumi untuk meneruskan tampuk kepemimpinan Keraton Ngayogyakarta. Hal ini sejalan dengan Sabda Raja yang dikeluarkan pada tahun 2015. "Beliau cukup konsisten, karena memang beliau secara prinsip ingin putrinya yang maju," ujarnya.

Isu suksesi di Keraton Yogyakarta memang menjadi perbincangan hangat mengingat Sultan tidak memiliki putra laki-laki. Selama ini, pewaris takhta kerajaan ditentukan berdasarkan garis patrilineal. Namun, Dardias melihat bahwa Sultan HB X terus berupaya membuka jalan bagi GKR Mangkubumi.
Pernyataan Sultan mengenai regenerasi keraton dan partisipasi perempuan semakin menguatkan isu suksesi, terutama setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan syarat ‘istri’ dalam aturan pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Pembatalan ini dinilai menghilangkan diskriminasi gender dan membuka peluang bagi perempuan untuk menduduki jabatan tersebut.
Menurut Dardias, GKR Mangkubumi bersama putri-putri Sultan lainnya telah memegang kendali di dalam keraton. Keterlibatan mereka dalam berbagai departemen membuat keraton semakin hidup dan dinamis. Ia mencontohkan renovasi Museum Kereta Keraton Wahanarata, penyelenggaraan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO), dan penetapan aturan tata naskah paprentahan.
"Jadi dalam beberapa tahun terakhir ini memang Keraton melakukan perubahan yang sangat-sangat signifikan," pungkas Dardias, yang telah mengamati dinamika Keraton Yogyakarta selama 15 tahun terakhir. Sinyal kuat dari Sultan HB X ini semakin memanaskan isu suksesi dan membuka kemungkinan munculnya sultan perempuan pertama dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam.



