Chapnews – Ekonomi – Putusan Mahkamah Agung (MA) telah resmi membenamkan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex ke jurang kebangkrutan. Permohonan kasasi yang diajukan perusahaan tekstil raksasa ini ditolak, mengukuhkan putusan pailit Pengadilan Niaga Semarang atas gugatan PT Indo Bharat Rayon. Berikut fakta-fakta mengejutkan di balik kejatuhan Sritex yang terungkap:
-
Pailit Tetap!: Sidang kasasi bernomor 1345K/PDT.SUS-PAILIT/2024 yang digelar pada 18 Desember 2024, dipimpin Ketua Majelis Hakim Agung Hamdi bersama Hakim Agung Nani Indrawati dan Lucas Prakoso, menghasilkan putusan final: penolakan permohonan kasasi Sritex. Keputusan ini memastikan status pailit perusahaan tersebut.
-
Upaya Hukum Sia-sia: Setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang, manajemen Sritex berupaya membalikkan keadaan dengan mengajukan kasasi pada Oktober 2024. Permohonan tersebut didaftarkan ke MA melalui PN Semarang pada 15 November 2024, namun akhirnya gagal.
-
Beban Utang Menjulang: Meskipun angka pasti belum diungkap secara resmi dalam putusan, pemberitaan sebelumnya menyebutkan Sritex terlilit hutang mencapai Rp24,3 triliun. Besarnya beban utang ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perusahaan tersebut jatuh.
-
Dampak terhadap Karyawan: Kepailitan Sritex berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap ribuan karyawannya. Nasib para pekerja kini menjadi perhatian publik dan memerlukan solusi segera dari pemerintah dan pihak terkait.
-
Kejutan di Sektor Tekstil: Kejatuhan Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, menimbulkan guncangan di sektor industri tekstil nasional. Kejadian ini menjadi peringatan bagi perusahaan lain untuk memperhatikan pengelolaan keuangan dan manajemen risiko.
-
Proses Hukum Berlanjut: Meskipun putusan pailit telah final, proses hukum terkait aset dan kewajiban Sritex masih akan berlanjut. Kreditur akan memproses klaim dan upaya pembagian aset perusahaan.
-
Pelajaran Berharga: Kisah kejatuhan Sritex menjadi pelajaran berharga bagi dunia usaha di Indonesia, khususnya tentang pentingnya manajemen keuangan yang sehat dan antisipasi terhadap risiko bisnis.
-
Investigasi Mendalam: Masyarakat dan pihak berwenang mungkin perlu melakukan investigasi lebih mendalam untuk mengungkap penyebab utama kejatuhan Sritex dan mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci penting dalam mencegah krisis ekonomi serupa.