Chapnews – Nasional – Polres Situbondo tengah melakukan investigasi mendalam terkait insiden ambruknya atap asrama putri di Pondok Pesantren Syalafiah Syafi’iyyah Syeh Abdul Qodir Jaelani, yang terletak di Dusun Rawan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Peristiwa tragis yang terjadi pada Rabu (29/10) dini hari itu merenggut nyawa seorang santriwati berusia 13 tahun, PHO, yang juga berasal dari desa setempat.
Kasat Reskrim Polres Situbondo, AKP Agung Hartawan, menyatakan bahwa proses penyelidikan sedang berjalan dengan tetap menghormati suasana duka di lingkungan pondok pesantren dan fokus pada pemulihan para korban. Pihak kepolisian belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai pemanggilan saksi-saksi terkait kejadian ini.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menduga bahwa ambruknya atap disebabkan oleh kombinasi faktor, yaitu hujan lebat disertai angin kencang. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satrio Nurseno, menambahkan bahwa keretakan pada beberapa bagian bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 5,7 SR yang terjadi pada 25 September 2025 lalu, juga memperburuk kondisi bangunan.
Menurut data dari BPBD Jawa Timur, selain korban meninggal dunia, terdapat dua santriwati yang mengalami luka ringan dan dua lainnya luka berat. Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jaelani, Kiai Hasan, mengungkapkan bahwa saat kejadian, ada 19 santri yang berada di dalam kamar asrama. Dari jumlah tersebut, 14 santri mengalami luka ringan, empat dirawat di rumah sakit, dan satu meninggal dunia. Pihak pondok pesantren menyatakan duka mendalam atas musibah ini. chapnews.id akan terus memberikan perkembangan terbaru terkait penyelidikan dan penanganan pasca-kejadian ini.



