Chapnews – Nasional – Tim SAR gabungan terus berpacu dengan waktu untuk mencari dan mengevakuasi korban musibah ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khozyni, Sidoarjo. Data terbaru menunjukkan bahwa 91 santri diduga masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan nahas tersebut.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa angka tersebut didasarkan pada data absensi santri. "Hingga pukul 19.00 WIB, sebanyak 91 orang masih diduga tertimbun material bangunan," jelas Muhari.

Ratusan personel SAR gabungan dari berbagai instansi, termasuk Basarnas, BPBD, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, TNI, dan Polri, dikerahkan untuk melakukan pencarian. Mereka bekerja secara bergantian untuk menjaga stamina dan efektivitas tim.
Meskipun alat berat telah disiagakan, penggunaannya masih ditunda karena dikhawatirkan getaran yang dihasilkan justru akan memperburuk kondisi reruntuhan dan membahayakan korban yang mungkin masih selamat.
Tim SAR gabungan mengklaim telah mendeteksi indikasi keberadaan enam korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan. Petugas telah berupaya menyalurkan makanan dan minuman melalui celah-celah reruntuhan untuk membantu mereka bertahan. Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup.
Proses evakuasi juga menunggu asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas. Jika hasil asesmen menyatakan tidak ada lagi korban yang masih hidup, tahapan selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban meninggal dunia yang masih tertimbun.
Tim juga tengah berkoordinasi dengan ahli konstruksi untuk merumuskan langkah teknis pembersihan puing yang aman, tanpa memicu reruntuhan susulan.
Seperti yang diberitakan chapnews.id sebelumnya, musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Kantor SAR Surabaya mencatat, hingga Selasa (30/9) malam, 102 santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih terjebak di reruntuhan.