Chapnews – Nasional – Yogyakarta digemparkan dengan pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait suksesi Keraton Yogyakarta. Raja Keraton Yogyakarta itu membuka peluang bagi perempuan untuk memimpin, mematahkan tradisi patriarki yang selama ini mengakar kuat.
Sultan HB X menegaskan bahwa zaman telah berubah dan konstitusi republik tidak membedakan gender. "Republik tidak membedakan laki-laki sama perempuan, kenapa saya membedakan? Kan saya tidak konsisten," ujarnya dalam Forum Sambung Rasa Kebangsaan di Keraton Yogyakarta, Minggu (26/10).

Pernyataan ini memicu spekulasi tentang siapa yang akan menjadi penerus tahta Keraton Yogyakarta. Sultan HB X sendiri memiliki lima putri yang berpotensi untuk memimpin. Berikut profil singkat kelima putri Sultan:
- GKR Mangkubumi: Putri sulung yang sebelumnya dikenal sebagai GRAj Nurmalita Sari, telah ditunjuk sebagai Putri Mahkota pada tahun 2015. Ia memegang gelar Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng ing Mataram. GKR Mangkubumi aktif dalam pelestarian budaya, konservasi satwa, dan pendidikan.
- GKR Condrokirono: Putri kedua yang bernama lahir Raden Ajeng Nurmagupita, memegang peran penting sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, yang berfungsi sebagai sekretariat negara Keraton Yogyakarta. Ia bertanggung jawab atas komunikasi antara keraton dan pihak luar, serta aktif dalam kegiatan sosial dan budaya.
Tiga putri Sultan lainnya juga memiliki peran penting dalam keluarga Keraton Yogyakarta. Dengan dibukanya peluang bagi perempuan untuk memimpin, masa depan Keraton Yogyakarta menjadi semakin menarik untuk disimak.



