Chapnews – Nasional – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, merespons keluhan warga terkait penolakan terhadap operasional Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara. Ia mengakui adanya masalah pada pengangkutan sampah dan penanganan sampah yang belum diolah, yang menjadi penyebab utama bau tidak sedap.
Pramono menjelaskan bahwa RDF Rorotan sebenarnya sudah berfungsi dengan baik, mampu memproses 1000-1200 ton sampah per hari. "Permasalahannya bukan di RDF-nya, tapi di pengangkutan dan sampahnya," ujarnya di Jakarta Pusat, Senin (3/11). Idealnya, sampah yang tiba di Rorotan hanya boleh ditampung maksimal 2-5 hari.

Namun, dalam praktiknya, air lindi dari truk pengangkut sampah sering tumpah di jalan, menimbulkan bau menyengat. Selain itu, sampah yang belum sempat diolah juga turut berkontribusi pada pencemaran bau. Pramono berjanji akan segera meninjau langsung fasilitas pengolahan sampah tersebut dan menemui warga yang terdampak.
Sebelumnya, warga dari beberapa klaster perumahan di sekitar RDF Plant Rorotan berencana menggelar aksi unjuk rasa menuntut penutupan fasilitas tersebut. Mereka mengeluhkan dampak negatif dari uji coba RDF, seperti gangguan pernapasan, iritasi mata, dan batuk pilek.
Koordinator Forum Warga, Wahyu Andre Maryono, menyatakan bahwa tiga kali uji coba RDF Rorotan (Februari-Maret 2025, Juni-Juli 2025, dan Oktober-November 2025) selalu menghasilkan dampak yang sama, yaitu pencemaran udara dan lingkungan yang merugikan masyarakat sekitar. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini dan memastikan operasional RDF Rorotan tidak merugikan warga.
					


