Chapnews – Nasional – Menko PMK, Muhaimin Iskandar, menyoroti kesenjangan antara lulusan SMK dan kebutuhan industri saat mengunjungi Pesantren Al Itqon, Semarang. Menurutnya, kurikulum yang tidak sesuai, infrastruktur yang kurang memadai, dan kurangnya orientasi pada kebutuhan industri menjadi penyebab utama lulusan SMK sulit terserap di pasar kerja.
Menanggapi permasalahan ini, pemerintah tengah menggodok program SMK Go Global. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan memperluas peluang kerja bagi lulusan SMK, termasuk santri dari pesantren. Cak Imin menekankan pentingnya peran pesantren dalam menyiapkan SDM yang kompeten dan siap bersaing di pasar global.

"Alhamdulillah, ada lampu hijau untuk program SMK Go Global. Insya Allah Presiden akan menyetujui kick off program ini," ujar Cak Imin, Rabu (29/10). Program ini akan menyediakan beasiswa untuk pelatihan yang efektif, terukur, dan terencana, sehingga lulusan siap bekerja dengan cepat.
Cak Imin mengungkapkan bahwa saat ini banyak negara, seperti Jerman, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, yang membutuhkan tenaga kerja terampil. Program SMK Go Global diharapkan menjadi jembatan bagi siswa SMK dan santri vokasi untuk mempersiapkan diri menghadapi pasar tenaga kerja internasional.
Program ini akan mencakup pelatihan terstruktur, sertifikasi internasional, dan peningkatan kemampuan bahasa asing. Cak Imin meyakini bahwa pendidikan dan pemberdayaan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan mendorong pembangunan. Dengan SMK Go Global, diharapkan lulusan SMK Indonesia dapat bersaing dan berkontribusi di kancah global.



