Chapnews – Ekonomi – Putusan pailit terhadap PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) oleh Pengadilan Niaga Semarang, yang dikuatkan Mahkamah Agung (MA) dengan menolak kasasi yang diajukan perusahaan, telah menyita perhatian publik. Kejatuhan raksasa tekstil yang berdiri sejak 1966 ini, tak lepas dari sosok pendirinya, Muhammad Lukminto, dan bagaimana warisan bisnisnya dikelola oleh generasi penerusnya. Siapa saja mereka? Berikut profil singkatnya:
Related Post
Muhammad Lukminto (Pendiri)
Lahir di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, 1 Juni 1946, Lukminto memulai kariernya dari nol. Usia 20 tahun, ia telah berdagang kain di Pasar Klewer, Solo. Ketekunan dan inovasi membawanya mendirikan UD Rejeki Isman pada 1968, yang kemudian berkembang menjadi PT Sritex sepuluh tahun berikutnya. Kiprahnya sebagai pengusaha tekstil ulung diakui hingga wafatnya pada 2014.
Iwan Setiawan Lukminto (Presiden Direktur)
Putra Lukminto, Iwan Setiawan Lukminto, mengambil alih tampuk kepemimpinan Sritex sebagai Presiden Direktur setelah kepergian sang ayah. Di pundaknya, kini terbebani tantangan berat pasca putusan pailit tersebut. Bagaimana strategi selanjutnya yang akan ia terapkan untuk menghadapi situasi ini masih menjadi pertanyaan besar.
(Profil 3 Anak Lukminto Lainnya)
Sayangnya, informasi detail mengenai tiga anak Lukminto lainnya yang turut terlibat dalam bisnis keluarga masih terbatas. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap peran dan kontribusi mereka dalam perjalanan Sritex, serta bagaimana mereka akan menghadapi dampak pailit ini. Chapnews.id akan terus berupaya untuk menggali informasi lebih lengkap mengenai hal ini.
Kejatuhan Sritex menjadi pelajaran berharga bagi dunia bisnis di Indonesia. Kisah sukses yang dibangun selama puluhan tahun, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Nasib para pewaris bisnis ini pun kini menjadi sorotan, bagaimana mereka akan bangkit dari keterpurukan ini.
Tinggalkan komentar