Chapnews – Ekonomi – Ekonom senior INDEF sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, mengungkapkan prediksi suram terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024. Para ekonom muda INDEF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan stagnan di angka 5%. Mengapa demikian?
Menurut Prof. Didik, kegagalan pemerintah dalam merumuskan strategi kebijakan yang efektif untuk menyelamatkan sektor industri dari jebakan deindustrialisasi dini menjadi penyebab utama. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor industri yang terus menurun dan berada di bawah angka 50% menjadi bukti nyata. "Dengan sektor industri yang diabaikan, apakah realistis berharap pertumbuhan ekonomi mencapai 8%?" tanyanya retoris.
Lebih lanjut, Prof. Didik menyoroti rendahnya pertumbuhan sektor industri dalam beberapa tahun terakhir, yang hanya berkisar 3%-4%. Kinerja ini dinilai jauh dari cukup untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%, apalagi target 7% di era pemerintahan Jokowi atau bahkan 8% yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto. "Jika industri tumbuh rendah, target pertumbuhan tinggi hanya tinggal mimpi," tegasnya. Ia menambahkan bahwa pengabaian sektor industri selama pemerintahan Jokowi telah menyebabkan melesetnya target pertumbuhan ekonomi 7%. Prediksi ini menjadi catatan penting menjelang akhir tahun 2024.