Chapnews – Ekonomi – Banjir yang kerap melanda Jalan Nasional Kaligawe-Sayung di Semarang akhirnya mendapat respons cepat dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Sebuah sodetan darurat sepanjang 227 meter dibangun untuk mempercepat penanganan genangan air yang mengganggu aktivitas masyarakat dan lalu lintas.
Langkah ini diambil sebagai solusi sementara untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di ruas jalan penghubung Kota Semarang dan Kabupaten Demak tersebut. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggoro, menjelaskan bahwa pembangunan sodetan ini dikerjakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta sejak Minggu, 26 Oktober 2025. Sodetan ini memiliki kedalaman 1,5 meter dan berfungsi mengalirkan air dari Jalan Nasional Kaligawe menuju kolam retensi di belakang Kampus Unissula. Air yang tertampung di kolam retensi Unissula kemudian dipompa ke Kolam Retensi Terboyo.

Kepala BBPJN Jateng-DI Yogyakarta, Iqbal Tamher, pada Selasa (4/11/2025) menyatakan, "Alhamdulillah, dari pantauan kami, muka air genangan di Kaligawe sudah turun signifikan dan arus lalu lintas sudah mulai berjalan normal." Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan sodetan darurat memberikan dampak positif dalam mengatasi banjir di wilayah tersebut.
Kolam Retensi Terboyo sendiri memiliki luas tampung 189 hektare dengan kapasitas 6,7 juta meter kubik. Proyek ini merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1C dan ditargetkan selesai pada Maret 2026. Saat ini, progres fisiknya telah mencapai 40,86%.
Selain Kolam Retensi Terboyo, proyek Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 juga mencakup pembangunan Kolam Retensi Sriwulan seluas 28 hektare dengan volume tampung 1,1 juta meter kubik. Kolam ini berfungsi menahan limpasan air dari hulu sebelum dialirkan secara bertahap ke laut. Dengan adanya kedua kolam retensi ini, sistem pengendalian banjir di kawasan timur Semarang diharapkan semakin kuat dan efektif.
					


