Chapnews – Nasional – Dampak jebolnya Tanggul Baswedan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, masih membekas. Dua tembok rumah warga dilaporkan ambruk, membuat warga trauma dan memilih mengungsi sementara waktu.
Salah satu korban, Hasan, warga RT 04 RW 06, menceritakan bagaimana ia dikagetkan dengan kabar tembok rumahnya ambruk saat ia sedang tidak berada di tempat. "Pas anak saya ngabarin, ‘Ayah, rumah jebol’. Kaget saya, takutnya roboh semua," ujarnya, Sabtu (1/11).

Meski barang-barang berhasil dievakuasi ke lantai atas rumahnya yang berlantai dua, Hasan mengaku tak berani tidur di rumah. Ia khawatir banjir susulan akan merobohkan rumahnya. "Saya ngungsiin ke rumah teman, bawa anak saya. Nggak berani tidur, takutnya goyang-goyang," ungkapnya. Siang hari, ia kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir.
Tanggul Baswedan yang dibangun pada 2017 itu jebol pada Kamis (30/10) sore, menyebabkan lima RT di Jati Padang terendam banjir setinggi 40 sentimeter. Warga terlihat membersihkan rumah dan menjemur barang-barang yang basah. Anak-anak tampak bermain di genangan air.
Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan berencana membangun turap sepanjang 40 meter untuk menangani tanggul yang jebol. "Nanti dibuat turap batu kali dan diberikan perkuatan dengan kolom dan sloop beton," kata Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan, Santo. Pengerjaan turap diperkirakan memakan waktu 1,5 bulan karena akses yang sempit.
Sebelumnya, 35 petugas gabungan telah menambal sementara tanggul dengan karung berisi pasir. Banjir di Jati Padang disebabkan curah hujan tinggi dan meluapnya Kali Mampang. Sebanyak 190 jiwa menjadi korban genangan di Kelurahan Jati Padang.



