Chapnews – Nasional – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas musibah ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Ia menyebut para santri yang wafat dalam kejadian tersebut sebagai syuhada.
Nasaruddin meyakini, para santri tersebut meninggal dalam keadaan mulia karena sedang menuntut ilmu agama di pesantren. "Kita berdoa semoga anak-anak bangsa ini Insyaallah syuhada. Niatnya suci untuk menuntut ilmu, pertama menuntut ilmu Al Quran," ujarnya saat meninjau lokasi kejadian, Selasa (30/9) petang.

Menag berharap, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang ketabahan dan keikhlasan para santri. Ia pun menegaskan bahwa para santri yang meninggal termasuk dalam golongan mati syahid, mengingat niat tulus mereka untuk menimba ilmu agama sejak usia dini.
"Insyaallah, Insyaallah. Iya [mati syahid]. Ini kan tujuannya niat, apalagi anaknya ini kan anak-anak yang istilahnya masih anak kecil, malaikat-malaikat kecil yang terkubur di bawah rongsokan tadi itu ya. Insyaallah mudah-mudahan menjemput kita nanti di pintu surga," ucapnya.
Selain menyampaikan doa, Nasaruddin juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berjuang keras dalam proses evakuasi, khususnya tim Basarnas dan para relawan yang terlibat langsung di lapangan.
"Kemudian yang kedua kita juga sangat berterima kasih kepada semua pihak. Basarnas terutama ya dan seluruh Indonesia memberikan supporting doa terhadap para volunteer," katanya.
Nasaruddin mengaku terharu menyaksikan upaya penyelamatan yang dilakukan tim SAR Gabungan di lokasi. Ia menilai perjuangan tim penyelamat yang harus menggali reruntuhan dengan cara penuh kehati-hatian sebagai sesuatu yang luar biasa.
"Saya juga ngeri tadi itu melihat ya. Teman-teman dari Basarnas itu menggali lubang kecil itu digali dari bawah ke atas untuk menyelamatkan orang itu luar biasa," ujarnya.
Seperti diberitakan chapnews.id sebelumnya, bangunan musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, puluhan hingga ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Berdasarkan data Kantor SAR Surabaya hingga Selasa sore, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.