Chapnews – Nasional – Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama seluruh Koordinator Wilayah. Langkah ini diambil untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan program dan meminimalisir potensi masalah, termasuk insiden keracunan makanan.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan komitmen untuk mencapai target "zero incident" dalam program MBG. Evaluasi difokuskan pada beberapa aspek krusial, dimulai dari validasi jumlah penerima manfaat di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Selain itu, BGN mewajibkan sertifikasi bagi seluruh juru masak di SPPG. Sertifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja juru masak, sehingga makanan yang disajikan lebih terjamin keamanannya.
Pengujian cepat (rapid test) terhadap bahan baku makanan juga menjadi prioritas. BGN berencana mengadopsi praktik di Jepang yang melakukan rapid test pada seluruh bahan baku untuk memastikan keamanan pangan. Uji coba hasil masakan sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat juga akan dilakukan.
Tak hanya itu, BGN juga mengevaluasi pengadaan alat sterilisasi food tray di setiap SPPG dan kualitas air yang digunakan. Penggunaan air bersertifikat, baik air kemasan maupun air isi ulang, menjadi wajib. Alat sterilisasi food tray yang mampu mengeringkan tray dalam waktu 3 menit dengan suhu 120 derajat juga akan disediakan.
Dalam Rakor tersebut, BGN juga membahas percepatan pembangunan ribuan SPPG baru. Targetnya, 25.400 SPPG dapat beroperasi pada akhir Desember 2025. Dadan menekankan pentingnya sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) terbaru kepada seluruh pihak terkait.



