Chapnews – Nasional – Jakarta – Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat sipil menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Istana Negara, menolak keras rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025. Aksi yang berlangsung siang tadi ini diwarnai dengan teriakan-teriakan penolakan dan spanduk-spanduk yang menuntut pemerintah membatalkan rencana tersebut. "PPN naik, rakyat susah!" teriak salah satu orator di tengah kerumunan massa.
Related Post
Pantauan chapnews.id di lokasi, suasana demonstrasi berlangsung cukup kondusif, meski diwarnai dengan ramainya massa yang memenuhi area sekitar Istana. Para demonstran terlihat membawa berbagai atribut, seperti spanduk dan poster yang berisi kecaman terhadap kebijakan kenaikan PPN. Salah satu spanduk bertuliskan, "PPN 12%, Rakyat Terancam PHK!" menunjukkan keresahan masyarakat terhadap dampak ekonomi yang ditimbulkan.
Arif Maulana, Wakil Ketua Divisi Advokasi YLBHI, menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menyampaikan surat keberatan secara langsung kepada Sekretariat Negara. "Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada Presiden Prabowo. Kami menolak kenaikan PPN 12 persen!" tegas Arif. Selain surat resmi, massa juga menyerahkan petisi yang ditandatangani oleh ribuan masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap penolakan kenaikan PPN.
Seperti diketahui, rencana kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen telah diumumkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah beralasan kenaikan ini merupakan amanat UU Nomor 7 Tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Namun, rencana tersebut menuai protes keras dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat sipil yang menilai kenaikan PPN akan semakin memberatkan beban ekonomi rakyat. Aksi demonstrasi ini menjadi bukti nyata penolakan tersebut. Rencana berlakunya tarif PPN baru pada 1 Januari 2025 kini dibayangi gelombang penolakan yang semakin membesar.
Tinggalkan komentar