Chapnews.id – Setelah mengawali debutnya dengan kekalahan, manajer Leicester City, Ruud van Nistelrooy, menghadapi ujian berat. Lawannya adalah Liverpool, sang pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, dalam laga Boxing Day, Jumat (27/12) dini hari WIB. Pertandingan ini akan menjadi pertarungan sengit antara tim yang sedang on fire dan tim yang sedang berjuang keras.
Liverpool, yang merayakan Natal dengan berada di puncak klasemen hingga pekan ke-17, bertekad untuk menambah kado manis bagi pendukungnya dengan kemenangan kandang di penghujung tahun 2024. Di bawah asuhan Arne Slot, The Reds tampil luar biasa. Kemenangan telak 6-3 atas Tottenham pekan lalu mengukuhkan posisi mereka sebagai yang terbaik di Premier League 2024/25. Keunggulan empat poin atas Chelsea di posisi kedua, ditambah satu laga tunda melawan Everton, membuat peluang Liverpool untuk semakin menjauh semakin besar.

Rekor tak terkalahkan Liverpool di Premier League yang mencapai 12 pertandingan, dan sembilan kemenangan kandang terakhir melawan tim promosi, menjadi modal berharga. Anfield pun menjadi benteng kokoh di bulan Desember, terakhir kali kalah di kandang sendiri pada Desember 2012 silam. Kontras dengan catatan impresif Liverpool, Leicester justru memiliki rekor buruk saat melawan pemuncak klasemen. Dari 19 pertandingan, The Foxes menelan 17 kekalahan. Kemenangan terakhir mereka atas tim teratas terjadi pada tahun 1998, saat mengalahkan Manchester United di Old Trafford.
Mohamed Salah menjadi momok bagi pertahanan Leicester. Ketajamannya di Anfield dalam setahun terakhir, dengan torehan 27 gol dan 11 assist dari 32 laga Liga Inggris, menjadi ancaman serius. Empat gol dalam dua penampilan melawan tim promosi musim ini semakin menegaskan ketajamannya. Namun, Leicester tak boleh hanya fokus pada Salah. Diogo Jota juga patut diwaspadai, dengan enam golnya di Liga Inggris, jumlah terbanyak yang dicetaknya melawan tim Inggris lainnya.
Meski demikian, sejarah juga mencatat catatan kurang memuaskan Salah melawan Leicester. Ia pernah gagal mencetak gol maupun assist saat bertemu Leicester di Boxing Day 2019, dan hanya mencetak satu gol dalam sembilan pertemuan terakhir. Di sisi lain, Liverpool memiliki rekor apik di Boxing Day Premier League. Sejak kalah dari Man City pada 2013, mereka telah memenangkan tujuh pertandingan terakhir. Berbeda dengan Leicester yang hanya menang sekali dari 10 laga terakhir di Boxing Day, sisanya imbang dua kali dan kalah tujuh kali.
Leicester menggantungkan harapan pada Jamie Vardy, yang menjadi mimpi buruk Liverpool dengan delapan golnya. Namun, misi Leicester di Anfield terbilang hampir mustahil. Dari 12 pertemuan terakhir di Liga Inggris, Leicester kalah sembilan kali, menang dua kali, dan imbang sekali. Meskipun pernah menang tiga kali berturut-turut di Anfield antara Agustus 1997 hingga Mei 2000, setelahnya Leicester tak pernah menang lagi di Anfield, dengan catatan 10 kekalahan dan dua imbang.
Lima pertemuan terakhir kedua tim di Boxing Day pun menunjukkan dominasi Liverpool dengan tiga kemenangan berbanding satu kemenangan Leicester. Kelemahan lini belakang Leicester diperkirakan akan membuat mereka mengorbankan satu penyerang untuk memperkuat pertahanan. Namun, kemenangan penuh diprediksi akan menjadi milik Liverpool, setidaknya dengan selisih dua gol.
Head to Head Lima Pertandingan Terakhir:
- 27/09/2023: Liverpool 3-1 Leicester
- 15/05/2023: Leicester 0-3 Liverpool
- 30/12/2022: Liverpool 2-1 Leicester
- 10/02/2022: Liverpool 2-0 Leicester
- 28/12/2021: Leicester 1-0 Liverpool
Prediksi Susunan Pemain:
Liverpool (4-2-3-1): Alisson; Alexander-Arnold, Quansah, Van Dijk, Tsimikas; Mac Allister, Gravenberch; Salah, Jones, Jota; Nunez.
Manajer: Arne Slot
Leicester City (3-4-3): Ward; Okoli, Coady, Faes; Justin, Winks, Soumare, Kristiansen; Buonanotte, El Khannouss; Daka.
Manajer: Ruud van Nistelrooy
Chapnews.id selalu memberikan update berita bola terbaru seputar Liga Inggris.