Chapnews – Nasional – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berbenah! Badan Gizi Nasional (BGN) menerapkan standar baru yang lebih ketat, termasuk penurunan porsi per Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) dan penggunaan air bersertifikat untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan.
Usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) terkait tata kelola MBG telah rampung dan siap didistribusikan. Salah satu perubahan signifikan adalah penurunan target penerima manfaat per SPPG dari rata-rata 3.000 porsi menjadi 2.000-2.500 porsi. Namun, SPPG yang memiliki juru masak bersertifikat dapat memproduksi hingga 3.000 porsi.

Dadan menekankan pentingnya kualitas air dalam proses memasak. "Karena di Indonesia kualitas air masih belum rata, sehingga kita akan kerjakan ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa air yang digunakan harus bersertifikat layak konsumsi. Selain itu, seluruh SPPG akan dilengkapi dengan alat sterilisasi food tray berteknologi tinggi yang dapat mengeringkan wadah makanan dalam tiga menit pada suhu 120 derajat Celsius.
BGN mengadopsi pendekatan "zero defect" yang terinspirasi dari penanganan pandemi Covid-19. Salah satu langkahnya adalah penerapan rapid test untuk bahan baku di masing-masing SPPG. Hal ini bertujuan untuk memastikan setiap porsi makanan aman, bergizi, dan bebas dari risiko gangguan kesehatan.
Perpres Tata Kelola MBG juga mengatur sanksi administratif, termasuk penghentian operasional, bagi SPPG yang melanggar standar operasional prosedur (SOP). Saat ini, 106 SPPG telah dihentikan sementara operasionalnya akibat kasus keracunan, dan baru 12 di antaranya yang diizinkan beroperasi kembali.
BGN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memantau data kasus keracunan terkait program MBG secara real-time. Data tersebut akan dipublikasikan melalui situs web yang akan segera diumumkan.
Presiden RI Prabowo Subianto telah meminta BGN untuk melakukan evaluasi dan terobosan untuk menekan angka keracunan makanan. Ia menekankan pentingnya prosedur pelaksanaan MBG yang ketat dan penggunaan alat-alat terbaik. Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program MBG telah menjangkau 36,7 juta orang. Meskipun terdapat kekurangan, Prabowo menilai bahwa tingkat keberhasilan program ini sangat tinggi.



