Chapnews – Ekonomi – PT Pelindo Terminal Petikemas (TPK) berencana memindahkan seluruh operasional Terminal Petikemas Makassar (TPM) di Pelabuhan Soekarno Hatta ke Makassar New Port (MNP) pada tahun 2027. Saat ini, aktivitas bongkar muat peti kemas di Makassar terbagi antara TPM (sekitar 55%) dan MNP (45%), keduanya dikelola oleh TPK New Makassar, cabang dari PT Pelindo TPK.
Corporate Secretary PT Pelindo TPK, Widyaswendra, menjelaskan bahwa pemindahan ini merupakan langkah strategis untuk mengakomodasi pertumbuhan arus peti kemas yang terus meningkat. Kapasitas TPM yang terbatas (700.000 TEUs per tahun) tak mampu lagi menampung lonjakan volume peti kemas yang mencapai 743.321 TEUs pada tahun 2024, meningkat 3,5% dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan MNP yang memiliki kapasitas jauh lebih besar, yakni 2,5 juta TEUs per tahun.

Proses pemindahan akan dilakukan secara bertahap. TPK berencana mendatangkan empat unit rubber tyred gantry (RTG) dan menyiapkan area pemeriksaan kepabeanan (longroom) di MNP untuk mendukung operasional. MNP sendiri, yang mulai beroperasi sejak 2019 dan diresmikan pada Februari 2024, telah memiliki infrastruktur yang mumpuni, termasuk kedalaman kolam dermaga minus 16 meter dan enam unit quay container crane (QCC), dua di antaranya bertipe post panamax, mampu menampung kapal besar berkapasitas lebih dari 3.000 TEUs. Pelabuhan ini juga terintegrasi dengan akses jalan tol, memudahkan distribusi komoditas unggulan Sulawesi Selatan seperti rumput laut, nikel, ikan beku, jagung, dan kelapa.
Dukungan terhadap rencana pemindahan ini datang dari berbagai pihak. Ketua DPC Asosiasi Pelayaran Nasional (INSA) Makassar, Zulkifli Zahril, menilai pemindahan ke MNP sangat diperlukan untuk mengakomodasi pertumbuhan arus peti kemas dan ukuran kapal yang semakin besar. Hal senada disampaikan Branch Manager SITC Indonesia Makassar, Dwi Indriyani, yang menyatakan bahwa MNP memiliki fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan SITC, seiring dengan peningkatan aktivitas bongkar muat mereka. SITC sendiri menargetkan pemindahan operasional ke MNP setelah fasilitas pendukung, terutama longroom, tersedia sepenuhnya. Ke depannya, MNP ditargetkan menjadi pelabuhan utama (main hub port) peti kemas domestik untuk kawasan timur Indonesia.