Chapnews – Ekonomi – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini mengungkap detail insentif pajak untuk kendaraan listrik dan hybrid. Langkah ini, menurutnya, merupakan bagian penting dari komitmen Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060.
Related Post
"Pertama, kita semua sepakat kan dengan target net zero emission? Insentif ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan BBM non-Euro IV yang mengandung sulfur tinggi, sesuatu yang sudah ditinggalkan dunia internasional," jelas Airlangga saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Ia menambahkan bahwa insentif diberikan baik untuk kendaraan listrik baterai (EV) maupun hybrid.
Airlangga menekankan perlunya dorongan lebih besar untuk kendaraan listrik mengingat pangsa pasarnya masih kecil dibandingkan mobil BBM. "Data menunjukkan, kendaraan listrik, baik BEV maupun hybrid, baru mencapai sekitar 80 ribu unit sepanjang tahun ini, sementara mobil BBM mencapai 850 ribu unit. Ini baru sekitar 10%, dan perlu ditingkatkan," imbuhnya.
Optimisme juga disampaikan Airlangga terkait produksi baterai dalam negeri. "Indonesia dalam waktu dekat akan mampu memproduksi baterai sendiri, salah satunya di kawasan Morowali. Investasi ini akan mencakup seluruh proses, hingga packaging. Dengan demikian, kita bisa mencapai TKDN mobil listrik hingga 60%," ujarnya. Ia juga menambahkan pentingnya dukungan PLN dalam menyediakan charging station di setiap rest area.
Berikut rincian insentif yang diberikan pemerintah untuk industri otomotif tahun depan:
- Diskon PPN Electric Vehicle (EV): Pemerintah memberikan insentif PPN DTP EV sebesar 10% untuk EV roda empat dan bus tertentu dengan TKDN minimal 40%, dan 5% untuk EV bus dengan TKDN 20-40%.
Dengan berbagai insentif dan rencana pengembangan industri baterai dalam negeri, pemerintah berharap dapat mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Tinggalkan komentar