Chapnews – Nasional – Makassar, Sulawesi Selatan – Pengungkapan kasus pabrik uang palsu di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menguak peran besar seorang pengusaha dan politisi berinisial ASS. Direktur Krimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, mengungkapkan bahwa ASS tak hanya menjadi otak di balik operasi ilegal ini, tetapi juga bertindak sebagai penyandang dana, pembeli mesin cetak, dan pengatur strategi. "Tersangka ASS berperan sebagai pemberi ide, penyedia modal, pembeli mesin, dan yang memberikan perintah," tegas Dedi pada Senin (30/12).
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menjelaskan peran Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Makassar, yang memanfaatkan jabatannya untuk memasukkan mesin cetak uang palsu ke dalam perpustakaan. Alasan yang digunakan terbilang licik, yaitu untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin fotokopi atau mencetak dokumen, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. "Mesin itu dimasukkan ke kampus dengan alasan untuk keperluan fotokopi dan pencetakan bagi mahasiswa," ungkap Yudhiawan.
Saat ini, ASS ditetapkan sebagai tersangka utama dan tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara Makassar. Kapolda Yudhiawan memastikan proses hukum terus berjalan dan berkas perkara segera dikirim ke kejaksaan. "Tersangka utama sudah ditahan, saat ini sedang sakit. Berkas perkara sudah P16 dan akan segera dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses selanjutnya," jelasnya. Kerjasama dengan pihak kejaksaan terus dilakukan untuk memastikan proses hukum berjalan lancar dan tuntas.
