Ads - After Header

Indonesia: Jembatan Damai di Tengah Perang Dagang AS-China?

Redaksi

Indonesia: Jembatan Damai di Tengah Perang Dagang AS-China?

Chapnews – Ekonomi – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan potensi Indonesia sebagai jembatan komunikasi di tengah ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan China. Pernyataan ini disampaikan Anin, sapaan akrabnya, dalam acara peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (17/4/2025).

Anin melihat posisi Indonesia yang unik dan strategis. Sebagai negara non-blok dengan hubungan baik dengan AS dan China, Indonesia dapat berperan sebagai mediator. "China dan Amerika Serikat adalah dua negara besar. Dan karena Indonesia juga besar, kita bisa menjadi sarana komunikasi dan perdagangan yang saling menguntungkan," tegas Anin.

Indonesia: Jembatan Damai di Tengah Perang Dagang AS-China?
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Kadin menekankan pentingnya keseimbangan dalam hubungan dagang Indonesia dengan kedua raksasa ekonomi tersebut. Bukan hanya sekadar mengejar keseimbangan, Indonesia perlu memanfaatkan peluang investasi besar dari kedua negara. "Kita ingin lebih seimbang, kita mengerti permintaan, tapi lebih besar dua-duanya," ujar Anin, menyinggung besarnya investasi yang masuk ke Indonesia.

Lebih jauh, Anin menyoroti kedekatan Indonesia dengan China, bukan hanya secara geografis dan ekonomi, tetapi juga secara budaya dan politik. Hubungan yang telah terjalin lama ini memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra netral yang ideal. Peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi dan menghadapi dinamika global dengan kebijakan diplomatik yang bijak dan terbuka.

Menurut Anin, peran strategis Indonesia sebagai jembatan komunikasi sangat penting untuk menjaga stabilitas kawasan, peluang perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kadin mengapresiasi perkembangan pesat China dalam tiga dekade terakhir sebagai pembelajaran berharga bagi Indonesia. Kolaborasi strategis, baik ekonomi maupun politik, perlu terus dikembangkan. "Dari sisi ekonomi, mitra dagang terbesar adalah China. Lalu ada juga dari sisi politik, sejarah panjang, dan hubungan people to people seperti pertukaran pelajar," tambah Anin. Pernyataan Anin ini tentu menarik perhatian mengingat ketegangan geopolitik global saat ini.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer