Chapnews – Nasional – Polda Sumatera Barat (Sumbar) resmi menghentikan penyelidikan kasus kematian Afif Maulana, siswa SMP yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Batang Kuranji. Keputusan ini disampaikan Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, setelah gelar perkara yang melibatkan tim forensik dan keluarga korban. Gelar perkara yang dilakukan secara profesional dan terintegrasi ini menghasilkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan (SP2 Lidik).
"Kami putuskan untuk menerbitkan SP2 Lidik agar kasus ini tak berlarut," tegas Irjen Suharyono kepada wartawan, Selasa (31/12). Hasil investigasi, termasuk kesimpulan tim dokter forensik independen yang terdiri dari 15 orang ahli, menyatakan Afif meninggal bukan karena penganiayaan. Penyebab kematiannya adalah benturan keras akibat jatuh dari ketinggian. "Tubuhnya yang menghantam benda keras, bukan sebaliknya," jelas Suharyono, menambahkan bahwa kesimpulan ini sebenarnya telah disampaikan empat hingga lima bulan lalu.
Meskipun penyelidikan dihentikan, Kapolda Sumbar membuka peluang bagi keluarga korban untuk berkoordinasi dengan penyidik jika ditemukan bukti baru. "Jika ada bukti baru yang kuat, silakan berkoordinasi," imbuhnya. Ia menekankan, penghentian penyelidikan bukan berarti polisi menganggap kasus ini sepele, melainkan untuk memberikan kepastian hukum dan menghindari proses yang berlarut-larut. "Ini bagian dari keseriusan kami untuk memberikan kepastian hukum," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Dokter Forensik Gabungan, Ade Firmansyah Sugiharto, telah menyampaikan kesimpulan serupa. Berdasarkan analisis hasil ekshumasi, autopsi, pemeriksaan lokasi kejadian, dan dokumen dari LBH Padang serta LPSK, tim forensik menyimpulkan kematian Afif disebabkan oleh luka akibat jatuh dari ketinggian. Luka-luka yang ditemukan pada tubuh Afif, termasuk pada lengan kiri, paha kiri, kepala belakang, punggung, tulang belakang, dan jaringan otak, mendukung kesimpulan tersebut.
