Chapnews – Nasional – Pengajuan red notice terhadap buronan bos minyak, Mohammad Riza Chalid, tengah diproses Interpol. Informasi ini disampaikan langsung oleh Brigjen Untung Widyatmoko, Ses NCB Hubinter Polri, Selasa (16/9). Untung menjelaskan bahwa berkas pengajuan red notice tersebut baru saja dilengkapi oleh penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus pada pekan lalu. Setelah berkas lengkap, Polri langsung mengajukan permohonan ke Markas Besar Interpol di Lyon, Prancis.
"Semua persyaratan pengajuan IRN (Interpol Red Notice) telah dipenuhi Kejagung pekan lalu. Kami langsung mengajukan permohonan IRN untuk yang bersangkutan," tegas Untung kepada awak media.
Saat ini, Polri masih menunggu hasil asesmen dari CCF dan NDTF Interpol Pusat terkait penerbitan red notice. "Terkait kapan terbitnya IRN, NCB Interpol Jakarta masih menunggu hasil asesmen dari Markas Besar Interpol di Lyon, Prancis," tambahnya.
Sebelumnya, Kejagung menetapkan kembali Riza Chalid sebagai tersangka Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Penetapan ini merupakan pengembangan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina periode 2018-2023, di mana Riza Chalid telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka. Kejagung telah menyita aset Riza Chalid yang cukup signifikan, termasuk sembilan kendaraan mewah seperti Mini Cooper, Toyota Alphard, Mercedes-Benz, dan BMW, serta uang tunai dalam pecahan dolar dan rupiah.
Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan 18 tersangka, termasuk Riva Siahaan (Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga), Yoki Firnandi (Direktur Utama PT Pertamina International Shipping), dan Muhammad Kerry Andrianto Riza (anak Riza Chalid dan beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa). Kerugian negara ditaksir mencapai Rp285 triliun, terdiri dari kerugian keuangan negara Rp193,7 triliun dan kerugian perekonomian negara Rp91,3 triliun.
