Chapnews – Ekonomi – Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh PT Pertamina (Persero) disebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sistem distribusi, infrastruktur, dan teknologi yang dimiliki Pertamina dinilai mumpuni dalam menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disampaikan anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno, menanggapi penetapan kuota subsidi BBM tahun 2025.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala BPH Migas No. 66/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024, kuota subsidi BBM jenis Biosolar ditetapkan sebesar 17,3 juta kiloliter (KL), sementara Pertalite mencapai 31,1 juta KL. Eddy memberikan apresiasi atas kinerja Pertamina dalam pendistribusian BBM subsidi. "Ini kan sudah dilakukan Pertamina cukup lama dan cukup sering, sehingga merupakan exercise yang berulang. Saya kira Pertamina selalu menjalankan tugas pendistribusian dengan sangat baik sehingga tidak ada kendala bagi masyarakat untuk mendapatkan BBM subsidi," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

Eddy menilai, distribusi BBM subsidi yang dilakukan Pertamina sangat efektif, mulai dari kilang hingga ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pertamina memiliki sekitar 8.000 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, didukung sistem distribusi yang terintegrasi, termasuk penggunaan barcode untuk memastikan penyaluran tepat sasaran dan sesuai kuota.
"Jadi setiap tahun kuota selalu dilihat di semester pertama dan kuartal ketiga. Apakah kuota mencukupi sampai akhir tahun agar kegiatan akhir tahun tidak terganggu. Tahun 2024 kita melihat hal yang sama dan distribusi oleh Pertamina cukup baik, tidak ada kelangkaan," jelas Eddy. Ia menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk memastikan kuota BBM subsidi mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun dan mencegah potensi kelangkaan. Dengan angka yang cukup signifikan untuk Pertalite di tahun 2025, pengawasan dan evaluasi distribusi menjadi kunci keberhasilan program subsidi BBM.