Chapnews – Ekonomi – Berita mengejutkan datang dari Tupperware, perusahaan peralatan rumah tangga yang telah beroperasi selama 33 tahun di Indonesia. Secara resmi, Tupperware menghentikan seluruh produksi dan aktivitas bisnisnya di Tanah Air. Keputusan ini tentu menyisakan banyak pertanyaan, terutama bagi para pelanggan setia yang telah menjadikan produk Tupperware sebagai bagian dari kehidupan mereka selama puluhan tahun. Berikut empat fakta penting di balik penutupan Tupperware Indonesia:
-
Keputusan Global, Bukan Masalah Lokal: Manajemen Tupperware menjelaskan bahwa penutupan operasional di Indonesia merupakan bagian dari strategi global perusahaan. Bukan karena masalah internal atau performa pasar di Indonesia, melainkan kebijakan pusat yang memutuskan untuk mengakhiri bisnis di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Hal ini tentu mengejutkan mengingat Tupperware telah lama menjadi ikon peralatan rumah tangga di Indonesia.
-
Pamit Setelah 31 Januari 2025: Produksi Tupperware di Indonesia telah dihentikan sejak 31 Januari 2025 lalu. Perusahaan menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungannya selama 33 tahun. Pernyataan resmi Tupperware mengungkapkan rasa syukur atas loyalitas pelanggan yang telah menjadikan produk mereka lebih dari sekadar peralatan dapur, melainkan bagian dari kenangan dan momen berharga keluarga Indonesia.
-
Jejak Earl Silas Tupper: Kisah Tupperware tak lepas dari sosok pendirinya, Earl Silas Tupper. Ahli kimia asal Amerika Selatan ini berinovasi dengan menciptakan plastik berkualitas tinggi dari ampas biji hitam polyethylene. Inovasi ini menghasilkan plastik yang fleksibel, kuat, aman, dan tahan lama, menjadikannya bahan ideal untuk produk penyimpanan makanan. Perjalanan panjang Tupper, dari bekerja di perusahaan riset hingga mendirikan Earl S. Tupper Company dan mematenkan produknya sebagai Poly-T, menjadi sejarah panjang di balik kesuksesan Tupperware.
-
Lebih dari Sekedar Produk: Selama 33 tahun, Tupperware telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak keluarga Indonesia. Lebih dari sekadar wadah penyimpanan, Tupperware menjadi saksi bisu berbagai momen berharga, dari acara keluarga hingga kegiatan sehari-hari. Penutupan ini bukan hanya kehilangan sebuah merek, tetapi juga kehilangan sebuah kenangan bagi banyak orang. Kini, pertanyaan besar muncul: akan ada merek lain yang mampu menggantikan posisi Tupperware di hati masyarakat Indonesia?
