Chapnews – Nasional – Tahun 2024 menjadi saksi bisu sejumlah kasus kriminalitas brutal yang menggemparkan publik. Mulai dari pembunuhan sadis hingga kasus korupsi yang melibatkan oknum penegak hukum, semuanya menyita perhatian dan menimbulkan pertanyaan besar tentang penegakan hukum di Indonesia.
Salah satu kasus yang paling menyita perhatian adalah vonis bebas Ronald Tannur, terdakwa kasus pembunuhan terhadap kekasihnya, DSA. Kasus yang bermula dari pertengkaran di sebuah tempat hiburan malam di Surabaya pada Oktober 2023 ini berakhir dengan putusan hakim yang kontroversial. Meskipun jaksa menuntut Ronald dengan hukuman 12 tahun penjara, majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya justru membebaskannya dengan alasan DSA meninggal karena penyakit lain akibat konsumsi alkohol, bukan karena penganiayaan.

Kejanggalan dalam putusan tersebut membuat Kejaksaan Agung turun tangan. Pada Oktober 2024, Kejaksaan Agung menangkap tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Heru Hanindyo, Erintuah Damanik, dan Mangapul, atas dugaan suap senilai Sin$140 ribu dari pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat. Lebih mengejutkan lagi, penyelidikan kasus ini menyeret mantan petinggi Mahkamah Agung, Zarof Ricar, yang diduga sebagai makelar kasus. Penggeledahan rumah Zarof Ricar bahkan menemukan uang tunai Rp920 miliar dan emas batangan seberat 51 kilogram.
Di sisi lain, kasus kriminalitas juga terjadi di lingkup keluarga. Di Cilandak, Jakarta Selatan, seorang remaja berinisial MAS tega membunuh ayah dan neneknya sendiri, serta melukai ibunya dengan pisau dapur. Menurut keterangan polisi, MAS mengaku merasa terganggu oleh bisikan-bisikan yang membuatnya tidak bisa tidur. Motif pembunuhan masih dalam penyelidikan dan polisi menunggu hasil pemeriksaan psikologis tersangka.
Kasus lain yang tak kalah menghebohkan adalah pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya BH, seorang pengusaha rental mobil di Pati, Jawa Tengah. BH tewas saat hendak mengambil mobilnya yang disewa di Desa Sumbersoko. Ia dan rekan-rekannya diserang massa yang menuduh mereka sebagai pencuri. Mobil mereka dibakar dan BH meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Kejadian ini memicu kecurigaan adanya "kampung penadah" di daerah tersebut, dan polisi telah menangkap empat tersangka pengeroyokan. Kasus ini juga memicu reaksi netizen yang ramai-ramai mengubah nama Desa Sumbersoko menjadi "Kampung Maling" di aplikasi peta online.
Serangkaian kasus kriminalitas di atas menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan penegakan hukum di Indonesia. Mulai dari kasus yang melibatkan oknum penegak hukum hingga kasus kriminalitas yang terjadi di lingkungan keluarga, semuanya membutuhkan perhatian serius dari semua pihak untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.