Ads - After Header

56 Juta Ton Sampah RI, Hanya Segini yang Terkelola!

Redaksi

56 Juta Ton Sampah RI,  Hanya Segini yang Terkelola!

Chapnews – Nasional – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait pengelolaan sampah di Indonesia. Dalam sambutannya di acara Aksi Bersih Sampah Laut Pantai Kuta, Bali (4/1), ia menyatakan bahwa timbunan sampah nasional tahun 2023 mencapai angka fantastis: 56,63 juta ton. Yang lebih memprihatinkan, hanya sekitar 39 persen dari total sampah tersebut yang berhasil dikelola dengan baik.

Artinya, lebih dari 60 persen sampah di Indonesia masih terbengkalai dan belum tertangani secara optimal. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa dari 550 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) di seluruh Indonesia, lebih dari separuhnya (54,40 persen atau 306 TPA) masih beroperasi dengan sistem open dumping—praktik yang sebenarnya dilarang Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008. Hanif menekankan peningkatan jumlah sampah ini seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas manusia yang kurang ramah lingkungan.

56 Juta Ton Sampah RI,  Hanya Segini yang Terkelola!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Akibatnya, lanjut Hanif, permasalahan lingkungan kian kompleks. Pencemaran udara, air, dan tanah meningkat, berdampak pada kesehatan masyarakat dan berkontribusi signifikan pada peningkatan gas rumah kaca. Sampah yang mencemari laut, seperti yang terlihat di Pantai Kuta, menjadi contoh nyata dampak buruk pengelolaan sampah yang buruk.

Meskipun pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut, implementasinya masih belum optimal. Hanif menjelaskan hal ini disebabkan oleh kebocoran sampah di lingkungan dan praktik open dumping di TPA. Ia menambahkan bahwa 80 persen sampah laut berasal dari darat, sementara 20 persen sisanya dari aktivitas pesisir dan laut.

Di Bali sendiri, capaian kinerja pengelolaan sampah tahun 2023 masih memprihatinkan. Hanya 14,32 persen sampah yang berhasil direduksi, sisanya—hampir 82 persen—belum terkelola dengan baik. Hanif mendesak perubahan paradigma pengelolaan sampah, beralih dari fokus pada TPA ke pengelolaan di hulu dan pengembangan industri pengolahan sampah. Hal ini krusial mengingat Bali sebagai destinasi wisata andalan Indonesia, di mana kebersihan lingkungan menjadi faktor penentu daya tarik wisata. Situasi ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer