Ads - After Header

Bencana Cianjur: 278 Keluarga Krisis Air Bersih!

Redaksi

Bencana Cianjur: 278 Keluarga Krisis Air Bersih!

Chapnews – Nasional – Pergeseran tanah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menimbulkan krisis kemanusiaan. Data terbaru dari chapnews.id menyebutkan jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak meningkat drastis menjadi 278 KK. Hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari dua jam setiap harinya, memperparah kondisi.

Kepala Desa Waringinsari, Nadir Muharam Abdurahman, mengungkapkan peningkatan jumlah KK terdampak disebabkan oleh keretakan yang semakin meluas pada dinding rumah warga di Kampung Bobojong, Sukarama, dan Cimanggu. Meskipun sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing, mereka terpaksa mengungsi ke rumah kerabat saat hujan turun. "Kerusakan rumah terus bertambah," ujar Nadir kepada chapnews.id, Jumat (27/12).

Bencana Cianjur: 278 Keluarga Krisis Air Bersih!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Ratusan rumah yang rusak telah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur dan didata ulang oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman Cianjur beberapa waktu lalu untuk pengajuan bantuan perbaikan dari pemerintah pusat. Laporan terbaru terkait penambahan rumah rusak pun telah disampaikan kepada Dinas Perumahan dan Pemukiman Cianjur.

Namun, masalah tak hanya berhenti pada kerusakan rumah. Krisis air bersih menjadi ancaman serius bagi warga. Sistem saluran air utama yang rusak akibat pergeseran tanah mengakibatkan akses air bersih terputus di hampir seluruh kampung. Kondisi ini mengancam sektor pertanian, terutama sawah yang sedang masa tanam dan pemeliharaan. Perbaikan saluran air pun dilakukan secara swadaya oleh warga.

"Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu dengan menurunkan alat berat untuk mempercepat perbaikan saluran air," pinta Nadir. Perbaikan manual dinilai terlalu lambat dan membutuhkan waktu lama.

Kekhawatiran lain muncul dari minimnya logistik pasca berakhirnya masa tanggap darurat bencana. Bantuan logistik yang tersisa hanya sedikit, berupa beras dan mi instan. Sementara kepastian relokasi perkampungan belum juga didapatkan. "Sebagian besar warga terdampak masih mengungsi, meskipun ke rumah saudara," imbuh Nadir, seraya berharap adanya bantuan tambahan logistik.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer