Chapnews – Nasional – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantam populasi sapi di Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Data yang dihimpun chapnews.id menunjukkan ratusan sapi telah mati akibat penyakit mematikan ini. Angka kematian yang mengkhawatirkan ini menjadi pukulan telak bagi peternak di kedua wilayah tersebut.
Dari Lumajang, Jawa Timur, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Retno melaporkan angka yang mengejutkan. Sejak November 2024 hingga awal Januari 2025, sekitar 900 sapi terjangkit PMK, dengan 70 ekor di antaranya mati. DKPP Lumajang kini tengah memperketat pengawasan di pasar hewan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Situasi serupa juga terjadi di Kabupaten Mojokerto. Dinas Pertanian setempat mencatat 241 sapi terjangkit PMK sejak awal Desember 2024, dengan 80 ekor yang tak terselamatkan. Kecamatan Kutorejo menjadi daerah terparah dengan 58 sapi terjangkit. Meskipun demikian, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah, menyatakan bahwa kasus baru tidak bertambah, dan yang meningkat justru jumlah sapi yang berhasil sembuh.
Secara keseluruhan, Dinas Peternakan Jawa Timur melaporkan penyebaran PMK telah mencapai 30 kabupaten/kota. Selama dua bulan terakhir, tercatat 6.072 kasus PMK, dengan ratusan kematian ternak. Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, mengungkapkan bahwa rata-rata kasus PMK di Jawa Timur pada Desember 2024 telah mencapai lebih dari 100 kasus per hari.
Di DIY, situasi juga tak kalah mengkhawatirkan. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) mencatat 824 sapi terjangkit PMK hingga 1 Januari 2025, dengan 21 ekor yang mati. Kabupaten Gunung Kidul tercatat sebagai daerah dengan kasus PMK terbanyak. Data ini diperoleh dari sistem iSikhnas. Pemerintah daerah di kedua provinsi tersebut tengah berupaya keras untuk mengatasi wabah PMK dan meminimalisir kerugian peternak.