Chapnews – Nasional – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersiap melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Jawa Barat dan Jawa Timur. Langkah ini diambil sebagai antisipasi cuaca ekstrem yang mengancam kedua provinsi tersebut. Informasi ini didapat chapnews.id dari keterangan tertulis Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Senin (15/9).
Suharyanto menjelaskan, pergerakan gelombang atmosfer Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) – yang sebelumnya menyebabkan banjir besar di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) – kini bergerak ke arah barat, menuju Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. "Koordinasi dengan kepala daerah setempat tengah dilakukan untuk kesiapsiagaan dan antisipasi melalui operasi modifikasi cuaca," tegasnya.

Dalam operasi ini, BNPB akan menyebarkan bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO). Tujuannya, meredistribusi curah hujan agar hujan lebat terkonsentrasi di wilayah perairan, bukan di daerah padat penduduk. Harapannya, bencana banjir besar seperti yang melanda Bali dan NTT awal September lalu dapat dicegah di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Prakiraan cuaca dari BMKG menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan lebih cepat dari biasanya. Peralihan musim kemarau ke penghujan, yang ditandai dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, telah terjadi sejak akhir Agustus. Meskipun secara umum sifat hujan di musim hujan 2025/2026 diprediksi normal, beberapa wilayah berpotensi mengalami hujan di atas normal, termasuk sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.
BMKG memprediksi hujan lebat akan melanda Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta pada 12-14 September 2025, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 15-18 September 2025. Langkah antisipasi BNPB ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem tersebut.



