Chapnews – Ekonomi – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan kekesalannya terkait tingginya cukai rokok yang mencapai rata-rata 57 persen. Dalam pernyataannya, Purbaya mempertanyakan kebijakan tersebut yang dinilai terlalu tinggi dan hanya berfokus pada penerimaan negara serta kesehatan masyarakat, tanpa mempertimbangkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. "Saya tanya cukai rokok sekarang berapa? 57 persen? Tinggi amat, firaun lu!" ujarnya.
Purbaya menekankan bahwa kebijakan cukai rokok bukan hanya soal pendapatan negara semata. Ia menyoroti dampaknya terhadap penurunan konsumsi rokok yang berujung pada penyusutan industri dan pengangguran. Ia tegas menolak kebijakan yang dinilai "membunuh" industri tanpa adanya program mitigasi yang memadai bagi para pekerja yang terdampak. "Banyak industri yang dikecilkan, tapi mitigasi untuk tenaga kerja yang menganggur di mana? Program pemerintah? Tidak ada! Kenapa membuat kebijakan seperti itu?" tanyanya dengan nada kesal.

Lebih lanjut, Purbaya menilai kebijakan tersebut tidak bertanggung jawab. Ia menegaskan perlunya program penyerapan tenaga kerja sebelum mengambil langkah-langkah yang berpotensi mematikan industri. "Selama kita tidak punya program untuk menyerap tenaga kerja yang menganggur, industri tersebut tidak boleh dibunuh," tegasnya.
Ke depan, Purbaya berencana untuk lebih memperhatikan sektor industri rokok. Ia akan mengunjungi Jawa Timur untuk berdialog langsung dengan para pelaku industri guna mencari solusi yang lebih berimbang.



