Chapnews – Ekonomi – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh terkait harga beras di toko ritel modern yang dinilai terlalu tinggi. Langkah ini diambil setelah munculnya keluhan masyarakat terkait harga beras premium yang melambung. Arief menegaskan perlunya evaluasi struktur biaya produksi beras khusus untuk menemukan solusi atas permasalahan ini.
Dalam keterangan resminya, Senin (15/9/2024), Arief menekankan pentingnya kolaborasi dengan pelaku usaha ritel modern. Ia meminta agar ritel modern kembali memasok beras premium dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). "Pemerintah prihatin dengan harga beras khusus yang tinggi. Biaya produksi harus ditekan agar harga jual di produsen dan ritel menjadi wajar," tegas Arief. Ia mendorong penerapan strategi everyday low price (ELDP) untuk beras khusus guna menjangkau konsumen lebih luas.

Arief juga meminta ritel modern untuk memberikan estimasi kebutuhan beras SPHP. Bapanas menargetkan penyaluran 800 ribu ton beras SPHP hingga akhir 2024, termasuk ke pasar ritel modern. Menurutnya, ritel modern merupakan jalur distribusi yang efektif dan disiplin dalam menjual beras sesuai HET, sehingga ketersediaan beras SPHP di seluruh jaringan ritel perlu dipastikan. "Kita berharap ritel modern turut membantu pemerintah dengan mengisi kembali stok beras premium dan tidak hanya mengandalkan beras khusus," tambah Arief. Ia menekankan pentingnya peran ritel modern dalam menstabilkan harga dan ketersediaan beras bagi masyarakat luas.



