Chapnews – Ekonomi – Kebijakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) satu pintu melalui Pertamina menuai kontroversi. Pakar ekonomi energi Universitas Gadah Mada, Fahmy Radhi, memprediksi kebijakan ini akan berdampak buruk bagi perekonomian nasional, khususnya sektor migas dan investasi.
Fahmy mengungkapkan, SPBU asing akan dipaksa membeli BBM dari Pertamina dengan harga yang ditentukan Pertamina. Hal ini akan menekan margin keuntungan SPBU asing hingga titik kritis, berpotensi menyebabkan penutupan usaha massal dan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Dengan kerugian yang berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan SPBU asing akan tumbang hingga menutup SPBU," tegas Fahmy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/9/2025).
Lebih jauh, Fahmy khawatir dominasi Pertamina dalam tata kelola migas hilir akan mengancam iklim investasi di Indonesia. Bukan hanya sektor migas yang terdampak, tetapi juga sektor bisnis lainnya. Kondisi ini, menurutnya, akan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Ancaman resesi pun mengintai jika kebijakan ini tetap diterapkan. Dampak domino dari kebijakan ini perlu dikaji ulang oleh pemerintah sebelum terlambat.



