Chapnews – Ekonomi – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas. AS, di bawah kepemimpinan Donald Trump, kembali menaikkan tarif impor barang-barang asal China hingga 245%! Langkah ini merupakan balasan atas kenaikan tarif impor yang sebelumnya dilakukan oleh China terhadap produk-produk AS. Berikut empat fakta yang mengungkap ketegangan terbaru dalam pertempuran ekonomi global ini:
-
Balas Dendam Tarif: AS meningkatkan tarif impor China hingga 245% beberapa hari setelah China membalas dengan menaikkan tarif impor barang-barang AS sebesar 125%. Gedung Putih menyatakan bahwa kenaikan tarif ini hanya berlaku untuk China, sebagai respons atas tindakan pembalasan mereka. AS sebelumnya menerapkan tarif dasar 10% untuk semua impor, namun rencana penerapan tarif timbal balik terhadap negara lain ditunda selama 90 hari. Langkah ini berisiko memicu reaksi keras dari China dan memperburuk hubungan perdagangan kedua negara.
-
Perisai Industri Dalam Negeri: Tarif baru hingga 245% yang dikenakan AS menyasar berbagai produk impor China, termasuk baja, aluminium, kendaraan listrik, dan panel surya. Pemerintah AS mengklaim langkah ini bertujuan melindungi industri dalam negeri dan menanggulangi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil dari China. Pihak AS menegaskan bahwa China kini menghadapi tarif hingga 245% untuk barang-barang yang diekspor ke Amerika Serikat.
-
Esakalasi Konflik: Kenaikan tarif secara signifikan ini menunjukkan eskalasi konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia. Ancaman tarif yang tinggi berpotensi mengganggu rantai pasokan global, meningkatkan harga barang, dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global. Para analis khawatir perang dagang ini akan berdampak luas dan berkepanjangan.
-
Ketidakpastian Ekonomi: Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku bisnis dan investor di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perdagangan antara AS dan China menghadapi risiko kerugian finansial yang signifikan. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi pasar saham global dan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi internasional.

Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa perang dagang AS-China masih jauh dari selesai dan berpotensi menimbulkan konsekuensi yang serius bagi perekonomian global. Situasi ini membutuhkan solusi diplomatik yang segera untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan meminimalkan dampak negatifnya.