Chapnews – Ekonomi – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, memastikan proses rekrutmen kembali mantan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tengah memasuki tahap finalisasi administrasi. Hal ini menyusul kesepakatan antara tim kurator dan pemegang saham baru. Meskipun sejumlah mantan pekerja telah menandatangani kontrak kerja, Yassierli menegaskan mereka belum secara resmi kembali bekerja. "Sedang proses. Sudah tanda tangan kontrak," ujarnya. Namun, kabar baik ini memicu optimisme besar bagi ribuan eks karyawan yang terkena PHK.
Berikut tiga fakta penting seputar kembalinya para buruh Sritex:
-
Aset Sritex yang Menjanjikan: Menaker Yassierli optimistis eks karyawan Sritex akan kembali bekerja karena perusahaan memiliki aset yang dinilai baik dan pasar yang menjanjikan. "Iya kan kita berharap, karena Sritex itu kan asetnya bagus. Kemudian sekali lagi terkait dengan pasarnya, jadi menurut kami dan itu sebelumnya semua itu adalah produksi-nya jalan lancar, itu yang kita harapkan," jelasnya. Kondisi keuangan perusahaan yang stabil menjadi kunci keberhasilan rekrutmen ini.
-
Peluang Kerja Lewat Skema Sewa Alat Berat: Tim kurator Sritex membuka peluang bagi mantan pekerja melalui skema penyewaan alat-alat berat perusahaan. Langkah ini bertujuan meningkatkan nilai aset Sritex dan menjaga kelangsungan usaha. "Kami juga sudah komunikasi ada investor yang menghubungi kurator dan sudah dalam proses komunikasi. Dua minggu ini kurator akan memutuskan siapa yang akan menyewa terhadap aset Sritex," ungkap Menaker dalam konferensi pers sebelumnya. Skema ini menjadi alternatif solusi yang inovatif.
-
Kontrak Kerja Sudah Ditandatangani: Meskipun proses rekrutmen masih berlangsung, sejumlah mantan karyawan telah menandatangani kontrak kerja. Hal ini menunjukkan komitmen pemegang saham baru untuk menyerap kembali tenaga kerja yang berpengalaman. Namun, kepastian kapan mereka akan mulai bekerja masih menunggu finalisasi administrasi. Proses ini diharapkan segera rampung untuk memberikan kepastian bagi para mantan karyawan.
