Chapnews – Nasional – Kasus HIV/AIDS di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan tren mengkhawatirkan dengan peningkatan signifikan di kalangan pelajar. Gubernur NTT, Melki Laka Lena, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini dan menekankan perlunya tindakan pencegahan yang serius.
Menanggapi laporan yang meresahkan ini, Melki Laka Lena menegaskan pentingnya penerapan aturan jam belajar yang lebih ketat. "Fenomena penyakit sosial, termasuk HIV/AIDS yang menyerang generasi muda di sekolah, harus dicegah sejak dini agar tidak mengancam masa depan mereka," ujarnya, seperti dikutip chapnews.id, Senin (20/10).

Data dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPAD) Kota Kupang mencatat, sejak Januari hingga September 2025, terdapat 2.539 kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut. "Ini adalah alarm serius bagi kita semua," tegas Melki, menggambarkan urgensi situasi ini.
Gubernur menekankan bahwa penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan sinergi dari berbagai elemen masyarakat melalui pendekatan pentahelix. Selain peran pemerintah daerah, dukungan dan pengawasan dari orang tua juga sangat penting.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita perlu melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media agar upaya penanggulangan HIV/AIDS lebih efektif, terutama dalam kondisi kebijakan efisiensi anggaran saat ini," jelasnya.
Sekretaris KPAD Kota Kupang, Julius Tanggu Bore, menambahkan bahwa pihaknya sangat menyesalkan temuan kasus prostitusi yang melibatkan pelajar. Padahal, berbagai upaya sosialisasi telah dilakukan, termasuk layanan mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) secara rutin setiap tiga bulan, pemberian layanan PrEP (obat pencegahan HIV), serta kegiatan sosialisasi di komunitas.



