Chapnews – Nasional – Polemik pembayaran operasional dapur Program Mitra Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Jakarta Selatan, memasuki babak baru. Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN), mitra Program MBG, mengatakan pembayaran dilakukan dengan sistem reimburse. Artinya, mitra dapur harus menyerahkan bukti bon pengeluaran sebelum dibayar. Namun, masalah muncul karena selisih pembayaran yang signifikan.
Kuasa hukum yayasan, Timoty Ezra Simanjuntak, menjelaskan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (6/5), bahwa sistem reimburse mengharuskan mitra menyerahkan bukti tagihan (invoice). "Dari tagihan Rp900 juta, bon yang terkumpul baru Rp70 juta," tegasnya. Pihak yayasan pun meminta mitra dapur, Ibu Ira, untuk melengkapi bukti pengeluaran.
Sementara itu, kuasa hukum lainnya, Nico Hermawan, mengungkapkan bahwa dua koordinator yayasan, MI dan GR, telah diperiksa polisi pada Senin (5/5). Mereka dimintai keterangan terkait biaya operasional MBG yang mencapai hampir Rp400 juta. Rinciannya meliputi APD, upah SDM, bahan baku, listrik, dan sewa alat dapur. Nico menambahkan, yayasan seharusnya menanggung biaya tersebut.
Sebelumnya, Ibu Ira telah melaporkan Yayasan MBG ke polisi atas dugaan penggelapan dana Rp975.375.000 (LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA, 10/4). Ibu Ira, yang telah menyediakan sekitar 65.025 porsi makanan sejak Februari hingga Maret 2025, mengaku mengalami perubahan harga per porsi dari Rp15.000 menjadi Rp13.000 di tengah jalan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, sebelumnya menyatakan polemik ini sebagai masalah internal antara mitra dan yayasan, dengan dana BGN yang masih aman di rekening yayasan. Namun, kasus ini tetap menjadi sorotan, mengingat besarnya jumlah dana yang dipermasalahkan dan dugaan penggelapan yang dilaporkan ke pihak berwajib. Proses hukum pun kini tengah berjalan untuk mengungkap kebenaran di balik skandal ini.
