Chapnews – Ekonomi – Pasokan listrik di wilayah perbatasan Indonesia semakin terjamin dengan beroperasinya fasilitas regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) di Tarakan, Kalimantan Utara. Infrastruktur yang diresmikan pada 13 Oktober 2025 ini menjadi angin segar bagi wilayah yang selama ini bergantung pada gas pipa dari lapangan minyak dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mengurangi ketergantungan pada BBM, yang sebagian besar masih diimpor, sekaligus menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik. Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa penggunaan LNG sebagai sumber energi juga berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon, mendukung target Net Zero Emission (NZE).

"Penggunaan LNG atau gas juga akan mengurangi sepertiga emisi karbon dibandingkan BBM dalam mendukung Net Zero Emission (NZE)," katanya dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Keberhasilan proyek ini, menurut Rakhmad, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk produsen LNG Kayan LNG Nusantara, pemerintah daerah, serta sinergi antar instansi. Proyek ini dapat diselesaikan dalam waktu 12 bulan. Saat ini Mini Regas Tarakan menjadi pioneer konversi BBM ke gas yang akan dikembangkan di wilayah lainnya.
Dengan beroperasinya fasilitas regasifikasi LNG di Tarakan, diharapkan keandalan pasokan listrik di wilayah utara Indonesia semakin meningkat, sekaligus mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.



